Nabi Isa AS merupakan seorang Nabi yang mulia dari kalangan Bani Israil. Pada ketika itu, Bani Israil telah mulai meninggalkan apa yang diajarkan oleh Nabi Musa AS dan para pemuka agama Yahudi telah mengubah ayat ayat dalam Taurat dan Zabur mengikut kehendak mereka sendiri. Justeru itu, hadirlah Nabi Isa AS sebagai penegak syariatullah dan membetulkan Akidah Bani Israil pada ketika itu.

Nabi Isa AS telah dilahirkan oleh Maryam di Betlehem, Baitul Maqdis dalam keadaan tidak mempunyai suami. Allah SWT telah menjadikan Nabi Isa AS tanpa bapa. Dan ini salah satu mukjizat terawal yang dimiliki oleh Nabi Isa AS. Hal ini diceritakan dalam Al-Quran,

“Maryam pun mengandung (Nabi Isa), kemudian ia pergi ke tempat yang jauh. Saat ia ditimpa sakit akan melahirkan, ia bersandar di batang pohon kurma seraya berkata: Duhai seandainya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang dilupakan. Makhluk yang berada di bawahnya berseru:

Janganlah engkau bersedih. Rabbmu telah membuatkan aliran sungai kecil di bawahmu. Goyangkanlah pohon kurma itu, niscaya akan berjatuhan kurma-kurma muda yang mudah dijangkau. Silakan makan, minum, dan senangkan hatimu. Apabila ada seseorang yang melihatmu, isyaratkanlah dengan menyatakan bahwa aku bernadzar puasa kepada ar-Rahmaan (Allah Yang Maha Penyayang) sehingga aku tidak berbicara (dahulu) dengan manusia siapapun.”
(Maryam ayat 22-26).

Nabi Isa AS kemudiannya dilahirkan oleh Maryam yang Suci dan dibawa kepada penduduk Baitul Maqdis pada ketika itu. Maka, bermulalah sesi tohmahan yang dibuat oleh penduduk Yahudi pada ketika itu yang mencemuh Maryam sebagai wanita yang telah berbuat kotor.

Allah SWT kemudiannya menghadirkan sekali lagi mukjizat buat Nabi Isa AS, Nabi Isa AS telah diberikan oleh Allah SWT untuk bercakap dan membela dirinya ketika bayi dihadapan pemuka dan masyarakat Israil pada ketika itu, Perkataan Nabi Isa AS disebutkan dalam surah Maryam ayat 30-34:

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا
30. “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,”

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
31. “dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) solat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”

وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَتِى وَلَمْ يَجْعَلْنِى جَبَّارًا شَقِيًّا
32. “dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
33. “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

Usai keterangan ini, Bani Israil tidak mengatakan buruk lagi tentang Maryam dan anakandanya. Namun, Bani Israil tetap dengan keingkaran mereka dan mereka akan terus mengingkari dakwah yang akan dibawa Nabi Isa AS kelak.