Berakidahkan Ahl Sunnah wal Jamaah bukan halangan bagi kita mencintai cucu Nabi dengan sebenar-benarnya, bahkan ianya menjadi tuntutan. Jikalau tidak, mana mungkin menjadi sunat bagi kita melafazkan salam kepada ahli keluarga Nabi setelah selawat kepada baginda pada tahiyat akhir solat? Aliran Asyairah & Maturidiah ini sempurna mengasihi Hasan & Hussein sepertimana Rasulullah ﷺ menyayangi mereka. Tiada keperluan menjadi Syiah bila mencintai Hasan & Hussein, cucu Nabi.
Imam Asy-Syafi’i pernah bersyair; “Wahai Ahlul Bait Rasulullah ﷺ, mencintai kalian…Kewajiban dari Allah dalam Al-Qur`an yang Ia turunkan…Siapa yang tidak membaca doa shalawat untuk kalian, tidak ada shalat baginya…Itu sudah cukup menunjukkan agungnya kemuliaan kalian…”
Ahlulbait bermaksud keturunan Nabi Muhammad ﷺ sama ada dari jalur Hasan ataupun Hussein. Daripada ini lahir Jaafar Shadiq, Musa Kazim dan ramai lagi. Imam-imam besar ini tidak berakidah Syiah, malahan sejalan dengan Ahl Sunnah wal Jamaah.
Terdapat 3 cinta besar ke atas manusia yang dimiliki Nabi.
- Cinta kepada Ahlulbait
- Cinta kepada sahabat
- Cinta kepada Umat Muhammad
Syiah hanya mencintai yang pertama, sedangkan Sunni mencintai ketiga-tiganya.
Cinta kepada Ahlulbait
Rasulullah ﷺ bersabda, “Didiklah anak-anak kalian untuk tiga hal; mencintai nabi kalian, mencintai Ahlul Baitnya dan membaca Al-Qur`an, karena para penghafal Al-Qur`an itu berada di bawah naungan Allah pada hari tiada naungan lain selain naungan-Nya, bersama para nabi dan orang-orang pilihan-Nya.”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Cintailah Allah karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku.”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Segala sesuatu ada asasnya, dan asas islam adalah mencintai Rasulullah ﷺ dan ahli baitnya.”
Cinta kepada sahabat
Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, seandainya seseorang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka ia tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.” (HR Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik umatku adalah yang orang-orang hidup pada zamanku (para sahabat) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka (tabi’in) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka (tabi’ut tabi’in)… (HR Bukhari)
Abdullah Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad ﷺ shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad ﷺ. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berp3rang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR Ahmad)
Cinta kepada Umat Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ mengangkat kepalanya lalu berkata: “Wahai Tuhanku, umatku!, umatku.” Allah SWT berfirman: “Wahai Muhammad ﷺ, masukkanlah umatmu ke syurga tanpa hisab melalui pintu-pintu sebelah kanan, sedangkan yang lain secara bersama-sama melalui pintu-pintu yang lain. Demi Allah yang jiwa Muhammad ﷺ di tanganNya, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu dari pintu-pintu syurga itu adalah kira-kira sejauh antara Makkah dengan Hajar atau antara Makkah dengan Bushra.” (HR Bukhari)
Rasulullah ﷺ bersabda yang bermaksud: “Setiap nabi memiliki doa (khusus) yang akan dikabulkan. Setiap nabi menggunakan doanya manakala aku menyimpan doaku untuk memberi syafaat kepada umatku (kelak) pada hari kiamat. Ia (habuan syafaat) itu akan diperoleh oleh orang yang mati antara umatku yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun.” (HR Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda, “Perumpamaanku adalah seperti seseorang yang menyalakan api unggun. Setelah api menyala, banyak binatang yang berhamburan menghinggapinya. Orang itu menghalau binatang-binatang itu supaya tidak masuk ke dalam api. Tetapi binatang-binatang itu mahu dihalau, dan tetap ingin masuk api. Maka akhirnya mereka masuk ke dalam api. Demikianlah, aku menghalau kalian daripada masuk ke dalam api neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kemuliaan Khulafa’ Rasyidin
Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk (selalu) bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (pemerintah) meskipun terhadap seorang hamba Habasyi, sesungguhnya sesiapa sahaja di antara kalian yang hidup selepasku akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat (yang direka dalam agama), kerana sesungguhnya hal itu merupakan kesesatan. Barang siapa di antara kalian yang menjumpai hal itu hendaknya dia berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ al-Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham.” (HR al-Tirmizi)
Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali adalah Khulafa’ Rasyidin menurut Ijma’ Ulama’.
Kita bukan Syiah, yang mengkafirkan Abu Bakar & Umar atas alasan merampas kuasa daripada Ali. Akidah Syiah menjadi rosak akibat mengkafirkan Abu Bakar. Surah at-Taubah ayat 40, memuliakan al-Siddiq ini. Menolak pengiktirafan al-Quran, bererti menolak pengiktirafan Tuhan. Rosak iman.
Kita bukan juga Nasibah, yang meny*mbelih keturunan Rasulullah ﷺ. Menyakiti cucu cicit Nabi, bererti meny*kiti Nabi. Bukankah hadis di atas memuliakan Khulafa Rasyidin yang mana salah seorangnya adalah Ali. Jahatnya puak penyokong Yazid bin Muawiyah, mereka memb*nuh anak keturunan Ali atas tuduhan pemberontak. Sepertimana kita memuliakan Abu Bakar, Umar & Usman, sebegitulah kita memuliakan Ali. Tambahan lagi, zuriat Rasulullah ﷺ lahir daripada pernikahannya dengan puteri Rasulullah ﷺ, Fatimah.
Soal pengurusan perasaan, Ahl Sunnah wal Jamaah paling rasional. Kita mencintai Ahlulbait tanpa mengetepikan sahabat dan Umat Muhammad.
Jikalau ada yang mengatakan jangan sebut-sebut Hasan Hussein, takut jadi Syiah. Maka saya katakan, sebut-sebutlah Hasan Hussein supaya kita tak menjadi Syiah. Tahukah anda, Syiah memujuk umat ini dengan slogan ‘mazhab ali bait’. Banyak hadis kelebihan Ali Bait, kita mustahil dapat nafikan.
Maka Syiah mengambil kesempatan menggunakannya bagi mengelirukan ummah. Sedangkan imam-imam besar Ali Bait bercanggah fahaman dengan Syiah, tidak menyetujui mereka. Umat ini jika tak kenal benar Ali Bait, maka mudah tertipu dengan Syiah. Kenalilah kekasih hati Rasulullah ﷺ itu, kerana mencinta apa yang dicintai Nabi adalah syiar Ahli Sunnah wal Jamaah.
Yang menjadikan akidah aliran Asyairah & Matridiah ini ‘salim’ adalah keistimewaan manhaj pertengahan. Adil, meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dilengkapi dengan ilmu-ilmu alat seperti usul feqh, sirah dan sejarah. Maka aqidah ini sentiasa lurus dan releven dalam apa jua keadaan serta zaman. Kerana Nabi mencintai Hasan & Hussein, maka Imam-imam Ahl Sunnah wal Jamaah mencintai mereka. Jangan lupa apa kata Imam Syafie.
Syiah sesat kerana berlebihan mendewa-dewakan ali bait. Nasibi menyimpang kerana berlebihan membenci ali bait. Ahl Sunnah wal Jamaah bukan dari kedua-dua fahaman ini.
Pernah dengar seorang penceramah ni kata, panggilan “karramallahu wajhah” (muliakan) adalah dari Syiah. Astaghfirullah. Ini tidak membaca sejarah! Panggilan tu kan datang dari ulama’, supaya memuliakan Ali semula setelah dicemuh dengan panggilan “qabbahullahu wajhah” (hitamkan). Sejarah wajib difaham agar tidak melulu-melulu dalam menuduh. Ada jugak sorang ustaz ni dicop Syiah. Alasannya? Serban besar. Ini pun pening-pening lalat.
إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Allah ﷻ berfirman, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzâb [33]: 33)
ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
Allah ﷻ juga berfirman kepada nabi-Nya, “Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. Asy-Syûrâ [42]: 23)
Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kerabat Rasulullah ﷺ lebih aku cintai melebihi kerabatku sendiri.”
Akhlak Ahlulbait
Untuk tidak menjadi Syiah, adalah dengan mencontohi akhlak Imam-imam Ahlulbait.
Kesilapan terbesar Syiah, adalah membaca sejarah pilu Ahlulbait, tetapi tidak menginsafi akhlak mulia Ahlulbait. Hasilnya, Syiah hanya mengambil bara perjuangan, tetapi meninggalkan sejuk kemaafan. Syiah menyimpan dendam atas kezaliman yang menimpa Ahlulbait. Sedangkan, Imam-imam Ahlulbait menyebarkan rahmat dan kemaafan atas apa yang menimpa keluarga mereka. Lihatlah penyatuan Imam Hasan, doa keampunan Imam Hussein dan akhlak Imam Zainal Abidin. Tidak seorang pun menyimpan dendam sepertimana Syiah.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh cucuku ini (Imam Hasan) adalah Sayyid (seorang tuan). Semoga Allah mendamaikan di antara dua golongan besar dari orang-orang Islam dengannya.” (HR. Bukhari)
Imam Hasan meletak jawatan khalifah dan menyerahkannya kepada Muawiyah Bin Abi Sufyan bagi mengelakkan pertumpahan darah berlanjutan. Meskipun dibait oleh majoriti kaum muslimin, cucu Nabi ini lebih mengerti mana yang awla. Ada yang tidak berpuas hati dengan keputusan ini. Segelintir mereka berjalan melewati Imam Hasan dan berkata, “Assalamualaika ya mudzillah mu’minin.” (Mudzillah Mu’minin artinya seseorang yang telah mempermalukan dan menghinakan orang-orang mukmin).
Lalu Imam Hasan memanggilnya dan berkata, “Apa yang tadi kamu katakan?” Tadi saya mengatakan, “Assalamualaika ya Mudzillah mu’minin.” Imam Hasan menjawab, “Saya bukan seperti kamu sebutkan. Tapi saya tidak suka bahwa saya mem*unuh mereka hanya karena kekuasaan.”
Imam Hussein sendiri saat melihat pasukan yang mahu menyembelihnya di Karbala, mengalirkan air mata. Zainab bertanya, “Adakah kamu takut wahai saudaraku,” Apa yang dijawab Hussein? Katanya, “Tidak, akan tetapi aku bersedih kerana yang di hadapanku ini akan masuk neraka.” Apa yang kita dapat fahami daripada kalam ini ialah imam hussein menginginkan mereka masyuk syurga. Masyaallah! Sampaikan ketika dia dilukakan dan dilibas dengan pedang, Imam Hussein hanya berkata, “Ya, Allah ampunkanlah mereka.”
Imam Ali Zainal Abidin pernah satu masa melindungi salah seorang daripada pasukan yang membantai keluarganya di Karbala dulu. Di saat tersebut lelaki itu sedang melarikan diri akibat diburu pemerintah. Maka apabila ditanyakan kepada Imam Ali Zainal Abidin, “Tidakkah tuan mengenali saya?” Dijawab cicit Nabi ini, yang dia mengenalinya sejak hari pertama lagi. Lalu disambung, “Apa yang berlaku di Karbala itu adalah akhlakmu, sedangkan apa yang aku lakukan ini adalah akhlak kami (Ahlulbait Rasulullah).” Alangkah besarnya jiwa cucunda-cucunda Rasulullah ﷺ.
Rumi dalam Mathnawi mengatakan, Yazid bin Muawiyah seperti hantu pemakan mayat. Rumi juga mengatakan, “Jangan jadikan hatimu kerajaan Iblis.”
Yakni jangan menjadikan hatimu tempat mengepal dendam. Memaafkan bukan bererti mematikan perjuangan, tetapi menunjukkan kita yang dizalimi tidak sejahat yang menzalimi. Jangan kita lupa perjuangan yang lebih besar, yakni hidayah ke seluruh alam.
Mencintailah seperti Ahlulbait.
Bukan membenci seperti Syiah.
Beginilah aqidah Ahl Sunnah wal Jamaah.
RUJUKAN:
- Al-Quran
- Hadis Nabawi
- Menjawab Syiah Dalam Membela Ahli Bait Dan Para Sahabat Radh. Syeikh Yusuf Bakhour.
- Keutamaan Para Sahabat Nabi. https://muslim.or.id/7201-keutamaan-para-sahabat-nabi.html
- Mencintai Ahlul Bait Rasulullah ﷺ adalah Ciri Ahlus Sunnah. https://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2015/06/10/71618/mencintai-ahlul-bait-Rasulullah ﷺ-adalah-ciri-ahlus-sunnah.html
- Msyml Zikrullah. https://www.facebook.com/Muhd.3304/posts/10156820264597476?comment_id=10157894567372476¬if_id=1598839840040884¬if_t=comment_mention&ref=notif
Perhatian sebentar…
—
Sejak 2012, kami bersungguh menyediakan bacaan digital secara percuma di laman ini dan akan terus mengadakannya selaras dengan misi kami memandaikan anak bangsa.
Namun menyediakan bacaan secara percuma memerlukan perbelanjaan tinggi yang berterusan dan kami sangat mengalu-alukan anda untuk terus menyokong perjuangan kami.
Tidak seperti yang lain, The Patriots tidak dimiliki oleh jutawan mahupun politikus, maka kandungan yang dihasilkan sentiasa bebas dari pengaruh politik dan komersial. Ini mendorong kami untuk terus mencari kebenaran tanpa rasa takut supaya nikmat ilmu dapat dikongsi bersama.
Kini, kami amat memerlukan sokongan anda walaupun kami faham tidak semua orang mampu untuk membayar kandungan. Tetapi dengan sokongan anda, sedikit sebanyak dapat membantu perbelanjaan kami dalam meluaskan lagi bacaan percuma yang bermanfaat untuk tahun 2024 ini dan seterusnya. Meskipun anda mungkin tidak mampu, kami tetap mengalu-alukan anda sebagai pembaca.
Sokong The Patriots dari serendah RM2.00, dan ia hanya mengambil masa seminit sahaja. Jika anda berkemampuan lebih, mohon pertimbangkan untuk menyokong kami dengan jumlah yang disediakan. Terima kasih. Moving forward as one.
Pilih jumlah sumbangan yang ingin diberikan di bawah.
RM2 / RM5 / RM10 / RM50
—
Terima kasih